Kimia – Vitamin adalah senyawa organik yang
di butuhkan tubuh dalam jumlah kecil pada bahan makanan hewan dan manusia untuk
menjamin berlangsungnya pertumbuhan dan reproduksi yang wajar. Vitamin tersebut
juga “ micronutrien “ karena di butuhkan tubuh dalam jumlah miligram atau
microgram per hari. Gejala kekurangan vitamin pada manusia dan hewan disebut
“defisiensi”. Defisiensi suatu vitamin tertentu akan menunjukkan gejala khas,
yang mungkin disebabkan oleh karena tidak adanya vitamin tersebut dalam bahan
makanan atau tersedia dalam jumlah yang memadai tetapi hanya sedikit yang di
serap dalam sistem pencernaan.
Pada tahap pemrosesan, dan pemasakkan, banyak vitamin
yang hilang bila menggunakan suhu tinggi, air perebus dibuang, permukaan
makanan bersentuhan dengan udara dan menggunakan alkali. Vitamin yang
terpengaruh dalam hal ini adalah yang rusak oleh panas, oksidasi atau yang
larut dalam air.
Kehilangan vitamin dalam pemasakkan dapat dicegah
dengan cara :
- Menggunakan suhu tidak terlalu tinggi.
- Waktu memasak tidak terlalu lama.
- Menggunakan air pemasak sedikit mungkin.
- Memotong dengan pisau tajam menjadi potongan tidak terlalu halus.
- Panci pemasak di tutup.
- Sisa air perebus digunakan untuk masakan lain dalam arti jangan di buang. Vitamin larut lemak tidak banyak hilang pada proses pemasakan.
- Kehilangan terjadi karena proses oksidasi dan ketengikan.
Fungsi vitamin A
Vitamin A atau aksereptol adalah alkohol yang
mempunyai berat molekul tinggi. Vitamin ini berupa minyak kental dan larut
dalam lemak. Vitamin A banyak terdapat dalam hati hewan, minyak ikan, susu,
keju, dan mentega. Vitamin yang terdapat dalam tubuh hewan bersumber dari
pigmen karotenoid tanaman, khususnya β- karoten. Provitamin A ini banyak terdapat
dalam sayuran hijau, kuning dan buah-buahan warna kuning dan margarin yang di
perkaya seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, buncis, wortel,
tomat, jagung, pepaya, mangga, jeruk dan minyak kelapa sawit.
Beberapa fingsi vitamin A adalah :
- Berperan penting dalam penglihatan.
- Mempertahankan dan memelihara kesatuan epitel, khususnya jaringan mata, mulut, alat pencernaan, alat pernafasan, dan saluran genital atau urine.
- Memelihara kekebalan tubuh terhadap infeksi, karena vitamin A berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B, suatu leukosit yang berperan dalam kekebalan humoral.
- Berpengaruh terhadap pertumbuhan/perkembangan tulang dan sel epitel, karena vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein.
- Berperan dalam pembentukkan sperma dan pembentukan sel telur.
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan antara lain :
- Buta senja yaitu ketidak mampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya samar-samar/senja.
- Perubahan pada kornea mata.
- Menurunnya kekebalan tubuh.
- Perubahan pada kulit dan rambut menjadi kasar, mengeras, dan mengalami keratinisasi.
- Menghambat pertumbuhan sel-sel tulang dan gangguan pembentukkan email gigi.
Sebaliknya, kelebihan vitamin A (hipervitaminosis)
akan menunjukkan gejala keracunan jika memakan vitamin A sebagai suplemen dalam
takaran tinggi berlebihan, misalnya takaran 16.000 RE (Retinol Ekivalen) untuk
jangka lama atau 40.000 – 55.000 RE/hari. Gejala keracunan itu pada orang
dewasa antara lain sakit kepala, pusing, rasa mual, rambut rontok, tidak ada
nafsu makan dan rasa sakit pada tulang. Pada bayi terjadi pembesaran kepala,
hidrosefallus jika dikonsumsi 8.000 RE/hari selama 30 hari.
0 komentar:
Posting Komentar