Biologi – Teripang ialah istilah yang diberikan untuk hewan invertebrata timun laut (Holothuroidea) yang dapat dimakan. Teripang tersebar luas di lingkungan laut di seluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat. Untuk wilayah Indonesia, teripang banyak ditemukan di perairan bagian Timur Indonesia, seperti di perairan Sulawesi. Produk teripang umumnya berasal dari jenis-jenis teripang yang hidup di perairan dangkal, sampai kedalaman 50 meter.
Tidak kurang ada 29 jenis teripang yang saat ini
menjadi komoditas perdagangan global. Sekitar 25 jenis teripang di
identifikasikan berasal dari perairan karang di Indonesia. Sepuluh jenis di antaranya
mempunyai nilai komersil. Jenis teripang yang termasuk dalam kategori utama dan
berharga relatif mahal, adalah teripang pasir atau teripang putih (Holothuria
scabra), teripang susuan (H. nobilis dan H. fuscogilva), dan teripang nenas
(Thelenota ananas). Jenis yang termasuk ke dalam kategori sedang ialah teripang
dari marga Actinopyga, antara lain teripang lotong (A. miliaris), teripang batu
(A. echinites), dan teripang bilalo (A. lecanora dan A. mauritiana).
Pada saat itu, perburuan teripang tidak saja pada
jenis-jenis yang berharga mahal, tapi juga terhadap jenis-jenis yang murah yang
pada awalnya tidak menjadi perhatian. Total hasil tangkapan teripang di
Indonesia pada tahun 2004 sebesar 184 ribu ton. Saat ini teripang Indonesia di
ekspor sebesar 2.600 ton / tahun dalam bentuk kering, konoko (gonad kering) dan
konowata (usus asin). Produk ini banyak diminati sebagai makanan kesehatan
karena mampu meningkatkan vitalitas laki-laki.
Manfaat kandungan teripang
Teripang kaya akan zat pertumbuhan (growth factor)
sehingga dapat memperbaiki sel-sel rusak. Kandungan proteinnya mencapai 82% dan
kandungan asam lemak esensialnya mujarab untuk memperkuat sel hati untuk
mengeluarkan antibodi. Oleh karena itu teripang (gamat) kerap disebut
imunomodulator.
Karena kandungan kolagen yang tinggi, teripang ampuh
melakukan regenerasi sel secara singkat. Para ilmuwan berhasil membuktikan
bahwa gamat larut dalam air sehingga langsung terserap dalam hati tanpa
mengalami detoksifikasi.
Pengidap kanker banyak pula yang berharap pada
teripang. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Aleli Gana dan Dr. Florinia
Merca dari fakultas kimia, University of the Philippines, menemukan senyawa
aktif penghambat pertumbuhan sel kanker pada teripang. Senyawa itu bernama
lektin. Penelitian itu mengungkap, teripang pada konsentrasi 50 mikrogram
menggumpalkan dan menghadang pertumbuhan sel kanker. Hal serupa juga dibuktikan
oleh Jaime Rodriguez, Universidad de Santiago de Compostela, Spanyol.
0 komentar:
Posting Komentar